Cerpen Karya Dhaty Irawanti -Member KMO Writer Alineaku Batch 12
Antara Aku dan Ibu suamiku – Jika ada kehidupan yang harmonis antara Ibu mertua dan menantu perempuannya, sepertinya itu bakal menjadi kisah langka. Entah karena sudah telanjur terbentuk imej di tengah masyarakat kita atau memang itu kenyataan yang sulit dipungkiri adanya.Istilah lainnya, sudah menjadi sunatullah atau hukum alam bahwa jika berkumpul ibu mertua dengan menantu perempuan dalam satu rumah pasti akan timbul banyak konflik.
Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya” (apabila sudah menikah). Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” (HR. Muslim).
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “kemudian siapa lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” dia menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Tirmidzi, Ahmad).
Ya, Kinanti juga tak hendak membantah apalagi memungkiri kebenaran bunyi hadist itu. Bahwa laki-laki memang milik ibunya, dan selama nya ia milik ibunya.Kinanti ridho dengan hal itu. Dia selalu bisa menyabarkan hatinya saat timbul kecemburuan – kecemburuan Ibu mertuanya hanya karena hal – hal yang sepele saja.Seringkali kecemburuan itu terekspresikan lewat kemarahan yang membabi buta atau hujan kata – kata yang menyakitkan perasaan hatinya.
Ibarat petani, sekarang lah saatnya Ibu memanen hasil jerih payahnya selama ini. Mungkin itu juga yang menyebabkan beliau begitu sensitif terhadap segala hal terkait materi. Tapi disisi lain, harga dirinya sebagai orang tua begitu dijunjung tinggi sehinģga seringkali menimbulkan sikap kontradiktif yang membingungkan anak – anaknya. Segala keterbatasan yang dialami Ibu di masa lalu, begitu mudah menghadirkan cemburu.Terutama kepada menantu
Yang paling banyak merasakan imbasnya tentulah Kinanti, karena dia lah yang setiap hari mendampingi ibu mertuanya. Satrio jarang di rumah karena kesibukan kerjanya.Tak jarang dia harus tugas keluar kota, bahkan keluar negeri untuk waktu yang cukup lama.Tak sampai hati juga Kinanti menambah beban pikiran suaminya dengan permasalahan- permasalahan sampah yang kerap terjadi di rumah.
Bukankah waktu telah memberinya kesempatan untuk belajar, hingga kesalahpahaman itu makin jarang terjadi? Kemampuan menduga dan menentukan sikap terbaik pun makin dikuasainya. Dan yang terpenting, surga memang tidak murah dan mudah, jadi memang harus diperjuangkan.Selalu ada godaan syaitan dan hawa nafsu, terlibat disana.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku,
isi naskah sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.”
–